Sunday, May 5, 2013

Musibah Kebakaran


Sore itu tanggal 5 Mei 2013, di suatu hari Minggu yang sepi, matahari sedikit demi sedikit mulai melemahkan sinarnya. Tetapi masih saja membuat hawa di dalam rumah pengap akibat sengatnya sejak siang hari. Tak lagi ada hujan di penghujung musim berair membawa butiran debu beterbangan kesana kemari. Adzan ashar telah lewat 30 menit, dan saya bersiap mengenakan mukena sedangkan Akmal asyik menonton televisi. Saat hendak takbir pertama, sayup-sayup dari luar rumah terdengar suara orang berlari tergesa. Kemudian samar-samar ada yang berbicara cukup keras dan jelas, "kebakaran...api...asap tebal..." lalu sedetik kemudian suara tiang listrik dipukul berkali-kali...suaranya keras dan cepat menderu. Pikiran panik mulai menggelayut, segera saja saya keluar rumah dan melihat para tetangga sudah berkumpul di sisi jalan sembari mendongakkan kepala keatas melihata keseberang langit, tepat di belakang perumahan. MasyaAllah! Asap hitam membumbung tinggi di langit biru sore itu. Raungan sirene mulai terdengar silih berganti. Ada kebakaran yang terjadi tak jauh dari perumahan. Meskipun bau sangit asap tidak sampai ke rumah, tetapi membayangkan besarnya api yang bisa membuat asap setebal itu jelas membuat begidik yang melihatnya. Masih bertanya-nyata, tidak ada yang tahu dimana terjadinya kebakaran itu. Sesaat kemudian barulah ada seseorang yang datang dari lokasi kejadian yang memberitahukan bahwa musibah ini telah menghanguskan  puluhan rumah di perempatan jalan Palampitan, tepat di seberang Masjid Riyadusholihin.
Musim kemarau yang kering dan panas di Kalimantan Selatan selalu membawa risiko terjadinya musibah kebakaran. Bangunan rumah yang terbuat dari kayu dengan atap sirap maupun daun rambia masih banyak ditemui di provinsi ini. Seringkali rumah-rumah kayu tersebut berdiri berdempetan satu dengan yang lainnya. Meskipun tidak seorang pun menginginkan hal itu terjadi, ada kalanya keteledoran tak disengaja membawa bencana kehilangan bagi banyak orang. Semoga kita semua selalu diingatkan melalui musibah ini agar selalu berhati-hati dan senantiasa berdoa kepada-Nya.

Tinggal puing-puing

No comments:

Post a Comment